Total Tayangan Halaman

Kamis, 01 Maret 2012


"kesejukan yang mempendar"

wahai mentari
engkau mulai menjilati permukaan bumi
dimulai dari puncak tertinggi
sampai pada dasar nanti

telah mulai berjatuhan salju-salju yang ada di cemara
mempendar karena jilatanmu mentariku
gumpalan-gumpalan salju itu menarik perhatianku
serasa memandang kunang-kunang kala malam
sambil asik aku minum kopi
dengan mengenakan baju hangat rapat empat
bersama shall yang melilit dileher
mataku terus tak berkedip
mataku terus tertuju pada cemara yang mulai nampak hijaunya

wahai pucuk cemara
aku merasa iri padamu
pada malam berselimutkan saja
pada pagi engkau telah bercumbu dengan mentari
sementara aku masih tetap disini dengan kesendirian tanpa cumbuan

kulemparkan angan pada masa nan silam ketika dia masih ada
kekasih yang penuh dengan mesra manja
kekasih yang tangannya mengalirkan kelembutan-kelembutan
dan dibibirnya hangat membara tiada matinya
bayanganku terus melaju hingga aku lupa pada waktu
akan rutinitasku yang tak mungkin kutinggalkan

bersama mentari dipagi hari kumulai berdiri
seiring kesejukan berubah menjadi hangat memukau






Tidak ada komentar:

Posting Komentar