" Irama Hati "
terdengar memilukan
namun tetap kudendangkan
menyayat sukma
buncahkan rasa
jelaga tawa sirna sudah
himpitan didada berkarat
elegy pagi mulai sunyi
perih dan pedih merajah diri
pada gesekan pertama tak mengapa
kedua, mengalirlah air mata
ketiga, derai tiada henti
seakan raga ini mati berdiri
hadir bayang berbentuk abstrak
diangkasa sana seiring awan berlarian
bercanda bersama sang bayu
musik itu masih mengalun perlahan
menemani kesendirianku disini
masih dalam derai
kusembunyikan wajahku
dari anak anakku
karena aku harus tetap tegar dihadapan mereka
meski rapuh yang ada
seakan ingin menjerit sekuat-kuatnya
agar lepas yang mengganjal
kumainkan kembali gesekan itu
dengan lebih kencang untuk menandingi jeritan hatiku
agar jeritku tiada terdengar oleh siapapun
biar hanya aku dan Tuhanku yang tahu
senja telah pergi berganti malam
irama hatiku meremang
atau mungkin makin kelam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar