Total Tayangan Halaman

Jumat, 09 Maret 2012

" Berat berderak "

Ilalang terbakar, tandus kian menggerus...
debu hitam bertebaran, kepulan asap menyesakkan...
panasnya mentari kian menyengat...
angin kencang hamburkan serpih-serpih merintih..
alam sedang menunjukkan semi garangnya...

Subhanallah...., Maha suci Engkau yang menjadikan semesta beserta isiNYA...
tak dapat akal ini mengikuti dengan cermat...
hamparan ilalang yang terbakar hentakan dada...
gejolak rasa membuncah, takut, resah juga hampa menyatu dan bergemuruh..
hanya ilalang yang kumiliki dan mampu kunikmati....
hanya ilalang yang menjadi teman perjalanan ini..
hanya ilalang sahabat sejatiku selama ini, tempatku bercerita dan memadu 'rasa'...
kini terbakar habis, haruskah aku menjadi miris ??...

Gontai langkah kaki, berat berderak membawa beban tubuh ini...
tak terasa bibir ini telah berdarah oleh gigitan sendiri tanpa sengaja...
tak kusadari jua bulir-bulir bening mengalir basahi pipi...
keindahan yang kumiliki sirna seketika...
ilalang memang mudah tumbuh...
bahkan ilalang sering dianggap musuh bagi mereka kaum agraria...
dimataku ilalang adalah perhiasan yang tak membosankan...
tak berharga bagi mereka tapi berharga bagiku...
gubugkupun beratap ilalang, istana kecil yang kumiliki, "baitii jannatii"....

Sepikan hati lemparkan pada sunyi...
bermunajad padaMU junjungan kami...
pangeran penerang kehidupan....
dipintuMU aku mengetuk, biarkan aku bersujud....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar