Total Tayangan Halaman

Selasa, 21 Februari 2012

'rindu'

debur itu, ingatkan aku padamu, jingga yang merona lantunkan aku akan wajahmu, ombak bergulungan bagai rasaku yang tak menentu, mengingatmu...
sang bayu menyapaku dengan lembut, namun engkau tiada pernah menyapaku lagi, seakan angin telah menyapu bersih tentang kisah ini, dan hatiku merintih, merindukanmu kembali...
jika aku tak pantas lagi untuk bercengkrama denganmu, biarlah kuhanya bercengkrama pada 'jingga', pada senja yang mendekati malam, agar kerinduanku terobati...
kutatap dikejauhan, nyiur melambai, pegunungan nan hijau, masih indah meski dari kejuhan, betapa bathinku makin merintih, melihat buih menepi, karena jika kutengok hatiku, rinduku tiada bertepi...
ingin kutitipkan pada angin akan kerinduan ini, agar sampai padamu, wahai lelakiku..., ingin kukatakan pada ombak bahwa aku ingin bercinta dengannya, ditepi pantai ini, diatas pasir dan buih..., ingin kubisikan pada mega, bahwa hatiku sedang gundah menanti dia, dia yang pernah ada dihati, meski sekejap..., akankah keinginanku juga menjadi keinginanmu, wahai lelakiku ?...
waktu terus berputar, kerinduanpun kian menggelegar, hari terus berganti, cintakupun tak pernah hadir lagi, tinggal sisa yang menempel dihati, tinggal puing yang yang terbang kian kemari, tinggal hamparan nan hambar pada padang kerinduan yang menjalar...
wahai engkau lelakiku, mungkin engkau tak tahu, kerinduan ini untukmu dan hanya untukmu, kesetiaanku tak akan pernah luntur, cinta suciku tak akan pernah hilang meski sekarang tinggal kenangan...
kesedihan demi kesedihan meniti hari sendirian terus bersautan, terus berputar, terus menghantuiku, hingga aku tak mampu lagi membuka hati pada yang lain, karena hatiku telah kupersembahkan untukmu...
sebagai perempuan dwipa aku tak pantas meminta kembali walau hati ini ingin berteriak lantang memanggilmu, walau bathin ini sepi tanpamu, walau jiwa ini merintih tanpamu, kubiarkan diriku terombang ambing ombak saat jingga muncul.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar