Total Tayangan Halaman

Minggu, 19 Februari 2012

'melawan meski tertawan'

Elegi pagi dengan irama burung berkicau dan ayam berkokok,
bangunkan aku dari tidur, bangkitkan aku dari rasa malas,
ciptaanMU yang sempurna harus kalah dengan yang lain ?,
aahh tidak !, bathinku berteriak...
bergegas aku turun dari ranjang tua, setua usia ayahandaku,
kucuci muka dan ganti segala, lalu duduk manis menikmati hidangan kopi,
sang buah hatipun satu persatu meninggalkanku 'menuntut ilmu'.

Tangis balita tetangga membuatku melambungkan angan,
ada rindu ingin bercengrama,
ada cerita yang tak lagi bisa kujamah,
ada angsa pula yang mulai memekikkan suara,
aku tergoda untuk menguak jendela lebih lebar,
menatap keluar,
menghirup udara segar,
meneguk kopi yang masih hangat dan kukepulkan asap rokokku,
semerbak bebungaan hinggap dihidungku,
kulayangkan senyumku pada alam nan bebas,
kulepaskan kepenatan yang mengganjal.

Anganku berlari,
bayanganku melesat lintasi bumi,
walau aku masih terpaku disini...

Menyibak hari,
menyatukan diri, walau dada perih, karena kedukaan kian menindih,
kucoba terus menerjang kehidupan, perlahan tapi pasti,
demi sebuah tanggung jawab pada buah hati,
sendiri meniti hari, melawan arus kehidupan,
demi sebuah perjuangan pada kehidupan...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar